redaksiutama.com – Account receivable adalah akun yang muncul dalam transaksi bisnis yang menggunakan metode bayar kredit. Adanya account receivable tentu harus ditangani dengan baik, supaya debitur dan kreditur tidak rugi.
Lalu, apa itu account receivable? Untuk memahami hal ini, mari simak penjelasannya di bawah ini!
Account receivable adalah besaran utang yang harus dibayarkan debitur pada kreditur. Dikutip dari buku Audit Laporan Keuangan Usaha Kecil dan Menengah karya Supriyati, account receivable berasal dari penjualan barang secara kredit.
Besaran account receivable dicatat sebagai piutang dalam laporan keuangan. Saldo yang belum dibayar di akun ini akan dilaporkan sebagai bagian dari aset lancar dalam neraca perusahaan. Piutang ini tentu harus dilunasi debitur sesuai kesepakatan.
Sebelum memberikan utang, pihak kreditur perlu memastikan kemampuan bayar debitur lebih dulu. Selanjutnya, kreditur menentukan tenggat waktu pembayaran utang serta penagihan jika piutang tak kunjung dilunasi. Utang yang tidak terbayar berisiko mengganggu arus kas kreditur.
Dikutip dari laman Universitas Stekom, berikut ciri-ciri account receivable:
Tanggal jatuh tempo adalah waktunya pembayaran utang sesuai kesepakatan debitur dan kreditur. Umumnya pemberi utang menggunakan dua jenis pengukuran jatuh tempo, yaitu bulanan atau harian.
Jika jatuh tempo ditetapkan bulanan maka tanggalnya akan sama dengan pembelian. Jika mengambil jatuh tempo harian, kreditur harus menentukan tanggal yang pasti misalnya 10 hari setelah pembelian.
Ciri lainnya dari account receivable adalah memiliki nilai jatuh tempo. Istilah ini mengacu pada nilai transaksi utama ditambah bunga, yang dibebankan untuk membayar kesalahan nilai pada tanggal jatuh tempo.
Pembelian secara kredit menimbulkan bunga yang harus dibayar debitur plus total utang. Besaran bunga telah ditentukan dalam kesepakatan antara debitur dan kreditur sebelum utang diberikan.
Dilansir dari Small Business, berikut ini adalah manfaat account receivable dari piutang dagang:
Account receivable adalah salah satu pencatatan akuntansi yang berfungsi melacak piutang dari pelanggan. Akun ini memungkinkan seluruh transaksi tercatat dengan baik, termasuk kredit. Hasilnya, bisa diketahui debitur yang telah jatuh tempo dan perlu ditagih.
Adanya account receivable memang memungkinkan terjadinya peningkatan penjualan. Pelanggan bisa memperoleh kebutuhannya tanpa harus membayar tunai. Namun perusahaan harus hati-hati dengan memastikan kemampuan bayar pelanggan, serta melakukan pencatatan dengan baik.
Account receivable mungkin menyulitkan karena tak segera menjadi uang, untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Namun peluang peningkatan penjualan menyebabkan perusahaan menyediakan akun ini.
Bagi perusahaan yang ingin mendapatkan account receivable, berikut caranya:
Menelpon pelanggan secara langsung merupakan salah satu cara agar bisa mendapatkan account receivable. Kamu bisa melakukannya dengan pendekatan yang ramah untuk menjelaskan permasalahan kepada pelanggan.
Pendekatan yang ramah akan membuat pelanggan bersedia untuk menjelaskan pemaparan dari kamu. Dengan begitu, harapannya adalah kamu bisa segera mendapatkan account receivable.
Laporan account receivable perlu ditinjau berkala untuk mengetahui piutang yang tidak dibayar. Dengan pemantauan terjadwal, kreditur atau perusahaan bisa menentukan strategi untuk melakukan penagihan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan misalnya kapan staf harus melakukan penagihan. Selain itu, sebaiknya perusahaan juga menyediakan skrip bagi staf untuk memudahkan mereka saat berkomunikasi dengan debitur.
Contoh perusahaan yang menggunakan metode account receivable adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN). Di awal bulan, mereka akan memberikan tagihan pemakaian listrik sesuai dengan jumlah listrik yang digunakan oleh pelanggan.
Selain itu, account receivable digunakan perusahaan penyedia layanan internet rumah atau WIFI. Mereka akan menyediakan layanan mereka dan pelanggan wajib membayar layanan tersebut. Berbeda dengan PLN, biaya yang harus dibayarkan tidak berdasarkan jumlah internet yang digunakan melainkan berdasarkan kesepakatan di awal.
Dengan penjelasan ini dapat disimpulkan, account receivable adalah utang bagi pelanggan (debitur) dan piutang bagi kreditur. Piutang wajib dilunasi debitur untuk menjaga cash flow pemberi utang. Semoga jelas ya detikers.