redaksiutama.com – pir setiap hari hujan deras mengguyur sejumlah daerah di Indonesia.
Jalan yang licin dan genangan air menjadi ancaman pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor .
Meski aquaplaning lebih umum menjadi penyebab kecelakaan mobil di jalan tol, bukan berarti tak berlaku bagi pengendara motor .
Bahkan, dari sisi risiko kecelakaan dua kali lipat, karena desain motor lebih terbuka dibanding mobil.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, alur kejadian aquaplaning hampir mirip seperti mobil, pengendara motor yang melibas genangan air kecepatan tinggi akan kehilangan traksi .
“Daya cengkeram ban menapak permukaan jalan hilang, handling terganggu dan jika kecepatan tinggi sangat berbahaya,” kata Sony kepada Kompas.com, Jumat (14/10/2022).
Banyak kasus pengendara motor tergelincir saat berkendara di bawah guyuran hujan. Traksi ban hilang dan laju kendaraan tak terkontrol, oleng saat melewati genangan, dan putaran roda selip ketika pengereman.
“Alur ban yang jadi jalur air tugasnya menjaga keseimbangan. Kalau sudah tipis, ketika melaju kecepatan tinggi maupun pengereman di kondisi jalan basah pengendara berpeluang jatuh,” ucapnya.
Product Development Manager Otobox Supermarket Ban Indonesia Aan Nugroho menjelaskan, kunci keselamatan berkendara di musim hujan nomor satu kondisi ban harus masih layak pakai.
Batas aman ban yang masih layak dan aman untuk jalanan basah yakni ketebalan alur ban minimal 1,6 mm. Di bawah standar tersebut, sangat berbahaya digunakan harian.
“Traksi ban fungsinya menjaga handling, alur ban yang mendekati thread wear indicator (TWI), tandanya sudah berbahaya dan berisiko tinggi. Daya cengkeram ban ke permukaan aspal rendah,” kata Aan.