redaksiutama.com – CEO Meta Mark Zuckerberg mengakui gagal mengantisipasi salah satu tren di jejaring sosial yang membawa kesuksesan pada Tiktok. Dia mengatakan melewatkan cara baru orang untuk berinteraksi dengan konten yang ditemukan.
Saat ini, kebiasaan pengguna media sosial telah bergeser. Yakni menggunakan feed jejaring sosial untuk menemukan konten yang menarik dibandingkan dengan media yang dibandingkan teman-teman yang diikuti dalam platform.
“Beralih ke Anda menggunakan feed Anda untuk menemukan konten, menemukan hal menarik, mengirimkannya ke teman dalam pesan dan Anda berinteraksi di sana,” ungkapnya dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (14/10/2022).
“Jadi di dunia itu, agak kurang penting siapa yang memproduksi konten yang ditemukan, Anda hanya menginginkan konten terbaik”.
Para analis mengaitkan popularitas Tiktok yang meningkat cepat dengan algoritma. Platform itu merekomendasikan video pendek yang menarik kepada pengguna berdasarkan kebiasaan serta riwayat penayangan.
Kepopuleran Tiktok ini jadi penantang terbesar Meta, dengan penurunan jumlah pengguna di Amerika Utara serta harga saham yang anjlok lebih dari 56% sepanjang tahun ini.
Zuckeberg juga mengakui Tiktok sebagai ‘pesaing yang sangat efektif’. Dia mengatakan perusahaannya agak lambat dalam hal ini karena tidak sesuai dengan pola sosialnya, “seperti versi Youtube yang lebih pendek bagi saya”.
Miliarder 38 tahun itu menegaskan penting untuk Meta mengembangkan AI yang bisa merekomendasikan sejumlah konten, termasuk foto dan teks pada pengguna selain hanya video pendek.
“Kadang saya ingin menonton video secara khusus, namun sering kali hanya ingin yang terbaik,” kata Zuckerberg.