redaksiutama.com – Sejumlah anggota DPRD Nusa Tenggara Barat mendorong pemerintah pusat agar membangun stadion utama untuk pelaksanaan PON 2028 di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah.
“Kenapa, karena infrastrukturnya sudah bagus, lahan parkiran-nya juga luas. Kemudian Mandalika, Lombok Tengah adalah kawasan Destinasi Super Prioritas Nasional,” kata anggota DPRD NTB, Misbach Mulyadi di Mataram, Rabu.
Selain itu untuk membangun stadion di wilayah itu, pemerintah tidak dipusingkan persoalan lahan karena tanah di kawasan itu sudah ada, sehingga tidak perlu lagi harus membeli tanah.
Oleh karena itu stadion berstandar internasional untuk PON 2028 mendatang, dinilainya sangat pas terbangun di Lombok Tengah. Terlebih di Mandalika juga sebagai pusat berbagai gelaran event olahraga internasional.
Kehadiran Sirkuit Mandalika ditambah lagi dengan adanya Stadion Internasional, maka kata dia, akan sangat luar biasa.
“Jadi lokasi KEK Mandalika itu konsepnya sport tourism. Kita bangun disatu titik saja, yakni kawasan Mandalika,” kata anggota DPRD NTB dari Dapil Kota Mataram ini.
Maka dari itu, Misbach Mulyadi mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan KONI NTB agar melakukan lobi-lobi, sehingga pembangunan stadion berstandar internasional itu dapat terbangun di kawasan Mandalika, Lombok Tengah.
Menurut dia, pengusulan pembangunan di Lombok Barat sebagaimana direncanakan itu, sebaiknya harus dipertimbangkan kembali. Karena akan ada banyak hal yang harus diperhatikan nantinya.
“Kalau bikin jalan kesana kemari, kan ndak lucu. Apalagi rencananya acara penutupannya PON 2028 itu di NTB. Katakan saja, kalau 10 ribu tamu yang datang itu bagaimana?. Intinya, kalau saya lebih baik pembangunan stadion itu lebih baik di Lombok Tengah saja,” katanya.
Meski demikian, Misbach Mulyadi mengapresiasi NTB dapat menjadi tuan rumah PON XXII 2028 bersama NTT.
“Tentu kami mengapresiasi NTB menjadi tuan rumah PON dengan NTT. Kita syukuri, dan ini sangat bergengsi, bermanfaat dan juga bersejarah buat daerah,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi V DPRD NTB, Lalu Hadrian Irfani, mengaku setuju atas usulan tersebut sebagaimana disampaikan oleh Misbach Mulyadi.
“Saya sangat sepakat kalau stadion internasional terbangun di Lombok Tengah. Karena, bicara di Kuripan, Lombok Barat sesuai dengan planing KONI hari ini, Kuripan inikan fasilitas pendukung dan sebagainya kurang siap,” ujarnya.
Meski demikian apa yang disampaikan-nya tersebut, bukan berarti menyatakan bahwa Lombok Barat tidak layak. Hanya saja, banyak hal yang masih perlu harus diperhatikan.
“Bukan berarti saya mengatakan Lombok Barat tidak layak, tidak. Ini kita mau menjamu puluhan ribu orang dari seluruh Indonesia. Kita harus fikirkan fasilitas, hotelnya, makanannya, suasana juga agar bisa dapat,” terangnya.
Menurut dia, akses dan hotel sebagian tumbuh besar di Lombok Tengah.
“Nah, kalau di Lombok Tengah dengan kawasan yang sudah kita miliki ini, ya kenapa tidak kita bangun di situ. Tinggal dimanfaatkan, tanah (pemda) banyak di situ kawasan Mandalika. Jadi ndak perlu ribet-ribet harus beli tanah, bangun jalan dan lainnya,” kata Lalu Arie.
Oleh karena itu, dirinya sangat setuju kalau di bangun di Lombok Tengah. Karena apa, hari ini investor juga mulai melirik kawasan Mandalika.
“Jadi ketika nanti ditambah lagi event PON ada di situ penutupan, saya rasa akan berbondong-bondong investor ke NTB. Ini kita berbicara NTB, bukan bicara Lombok Tengah dan KEK Mandalika juga masuk dalam destinasi super prioritas nasional,” katanya.
Sebelumnya Ketua KONI NTB Mori Hanafi memastikan pembangunan stadion utama berstandar internasional untuk perhelatan PON ke-22 tahun 2028 akan di bangun di Kabupaten Lombok Barat.
“Untuk stadion utama ini kita akan bangun di Kabupaten Lombok Barat, dengan standar internasional. Ada tiga tempat yang diusulkan untuk lokasinya itu, yakni di Kecamatan Narmada, Lingsar dan Kuripan,” ujarnya.
Mori mengatakan nantinya stadion utama tersebut berkapasitas 60 ribu sampai 70 ribu orang penonton. Stadion utama ini di bangun di atas lahan seluas 10-15 hektar. Sedangkan, anggaran untuk pembangunannya diperkirakan menelan biaya mencapai Rp2 triliun.
“Anggaran pembangunan stadion ini sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah pusat,” katanya.