redaksiutama.com – Rusia baru saja melancarkan rentetan serangan rudal ke ibu kota Ukraina, Kyiv dan kota-kota lainnya di negara tersebut. Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, menyebut serangan massal Rusia ke infrastruktur Ukraina itu sebagai “episode pertama.”
“Episode pertama baru dimainkan. Akan ada episode lain,” tulis Medvedev di Telegram, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (11/10/2022).
Medvedev menambahkan, menurutnya, rezim politik Ukraina harus diganti.
“Saya akan mengungkapkan posisi pribadi saya. Mau tidak mau saya akan mengatakannya sekarang. Negara Ukraina dalam konfigurasinya saat ini dengan rezim politik Nazi akan menimbulkan ancaman terus-menerus, langsung, dan nyata bagi Rusia ,” tuturnya.
“Oleh karena itu, selain melindungi rakyat kita dan melindungi perbatasan negara, tujuan tindakan kita di masa depan, menurut pendapat saya, adalah penggantian penuh rezim politik Ukraina,” katanya.
Medvedev dikenal kerap membuat pernyataan publik yang keras dan bernada perang, termasuk tentang senjata nuklir.
Sebelumnya pada Senin (10/10) waktu setempat, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa rentetan serangan rudal ke Ukraina sebagai tanggapan atas ledakan pada Sabtu lalu di Jembatan Crimea dan “serangan teroris” lainnya yang dilakukan oleh intelijen Ukraina.
Sementara Kyiv belum secara eksplisit mengklaim bertanggung jawab, beberapa pernyataan oleh pejabat tinggi Ukraina beberapa jam setelah serangan hari Sabtu menunjukkan kemungkinan itu, termasuk satu dari ajudan Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak, yang mengatakan ledakan itu hanyalah “permulaan.”
Putin mengancam akan memberikan respons yang ‘parah’ jika Ukraina melanjutkan serangan ke negaranya. Penegasan itu disampaikan setelah Putin menuduh Kiev mendalangi ‘aksi teroris’ di Jembatan Crimea dan Moskow melancarkan serangan rudal ke wilayah Ukraina.
“Tidak mungkin membiarkan itu (serangan Ukraina-red) tidak terjawab. Jika upaya-upaya serangan teroris terus berlanjut, balasan dari Rusia akan parah dan sesuai dengan tingkat ancaman yang diciptakan terhadap Federasi Rusia,” tegas Putin pada awal rapat dewan keamanan Rusia, seperti dilansir AFP dan kantor berita TASS, Senin (11/10/2022).
Pernyataan itu disampaikan Putin setelah ledakan hebat mengguncang jembatan yang menghubungkan Crimea dengan daratan utama Rusia pada Sabtu (8/10) waktu setempat, yang memicu tiga korban tewas dan kerusakan parah. Crimea dicaplok dari Ukraina oleh Rusia tahun 2014 lalu, yang tidak diakui internasional.
Putin menyebut serangan itu menempatkan rezim Kiev setara dengan organisasi teroris internasional. Putin juga menyatakan Rusia telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap target-target di Ukraina untuk merespons serangan itu.