redaksiutama.com – Untuk kesekian kalinya, Pavel Durov, bos Telegram melancarkan serangan kepada rivalnya WhatsApp. Dia mengatakan jika platform dari keluarga besar Meta itu bida dikontrol oleh hacker.
“Para hacker bisa memiliki akses penuh! Ke semua yang ada di ponsel pengguna WhatsApp,” kata Durov dikutip dari kanal Telegramnya, Senin (10/10/2022).
Dia mengatakan hal tersebut terlihat lewat masalah keamanan yang diungkap WhatsApp pekan lalu. Yakni peretas mengontrol ponsel dengan mengirim video berbahaya atau memulai video call.
Menurut Durov, masalah tersebut tak bisa diselesaikan hanya dengan memperbarui WhatsApp ke versi terbaru saja. “Anda mungkin berpikir ‘Ya tetapi jika saya memperbaru WhatsApp ke versi terbaru, saya aman kan?’ Tidak mesti,” ungkapnya.
Masalah yang sama sebelumnya pernah terjadi beberapa kali, catat pria 38 tahun itu. Mulai tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020, sedangkan Durov mengatakan sebelum 2016, WhatsApp tak punya pelindung enkripsi sama sekali di dalam platformnya.
Durov mengatakan setiap tahun pihaknya mempelajari beberapa masalah di WhatsApp. Artinya hampir pasti celah keamanan baru sudah ada di sana.
“Masalah seperti itu hampir tidak sengaja, mereka ditanam di backdoor. Jika satu ditemukan dan harus dihapus, lainnya ditambahkan,” tulis Durov.
“Tidak peduli Anda orang terkaya di dunia, jika Anda menginstal WhatsApp pada ponsel, seluruh data dari setiap aplikasi bisa diakses, seperti yang ditemukan Jeff Bezos pada 2020. Itulah mengapa saya menghapus WhatsApp beberapa tahun lalu dari perangkat saya.”
Sebelumnya ponsel pendiri Amazon, Jeff Bezos diretas setelah menerima malware dari WhatsApp. Saat itu Durov menyalahkan WhatsApp dan menyatakan kerentanan platform bukan hanya pada iOS, melainkan di semua sistem operasi.
Sementara itu, dalam unggahan yang sama, Durov menyatakan postingannya bukan untuk mendorong lebih banyak orang beralih ke Telegram. Namun, dia menekankan untuk menjauhi WhatsApp yang disebutnya sebagai alat pengawasan selama 13 tahun.
“Anda bisa menggunakan aplikasi perpesanan apapun yang Anda suka, tetapi jauhi WhatsApp, setelah menjadi alat pengawasan selama 13 tahun,” jelasnya.