Ungkap Nasib Pilu Warga Lysychansk yang Dikuasai Rusia, Pejabat Ukraina: Konsekuensi Menyedihkan

TRIBUNWOW.COM – Pejabat senior Ukraina mengatakan warga sipil yang tersisa di kota Lysychansk yang sekarang diduduki Rusia menghadapi kekerasan.

Dilansir TribunWow.com, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk menggambarkan keadaan suram penduduk kota yang dilanda perang dalam pidato yang disiarkan televisi secara nasional.

Seperti dilaporkan Ukrainska Pravda yang dikutip Newsweek, Kamis (7/7/2022), pernyataan Vereshchuk ini diungkapkan beberapa hari setelah pasukan Rusia mengklaim telah merebut Lysychansk, salah satu pertahanan terakhir Ukraina di provinsi Luhansk.

Baca juga: Zelensky Janji Rebut Kembali Lysychansk yang Dikuasai Rusia, Yakin Ukraina akan Berhasil karena Ini

Vereshchuk, yang juga menjabat sebagai menteri untuk Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara, mengatakan dalam pidatonya bahwa sekitar 10 ribu hingga 12 ribu orang tetap berada di Lysychansk setelah sebagian besar penduduk meninggalkan kota.

“Dan apa yang terjadi pada mereka sekarang, sayangnya, adalah konsekuensi yang menyedihkan ketika orang tidak mendengar kabar dan tidak menuruti pihak berwenang ketika kami memberi tahu serta mengatur agar mereka mengungsi,” ujar Vereschuk.

Dia mengatakan penduduk yang tersisa akan dibawa oleh pasukan Rusia ke kamp penyaringan di mana dia mengatakan mereka bisa menghadapi pemukulan atau penyiksaan.

Warga sipil juga akan diperiksa untuk keanggotaan dalam angkatan bersenjata Ukraina.

Pasukan Rusia akan memeriksa tato warga sipil, postingan media sosial atau kerabat yang berjuang untuk Ukraina dalam upaya menyelidiki tanda-tanda patriotisme.

Ungkap Nasib Pilu Warga Lysychansk yang Dikuasai Rusia, Pejabat Ukraina: Konsekuensi Menyedihkan
Kondisi medan perang pasukan Ukraina Vs Rusia di Lysychansk, 25 Juni 2022. (Aris Messinis/AFP)

Baca juga: Berhasil Rebut Lysychansk, Komandan Chechnya Bongkar Strategi yang Berhasil Buat Ukraina Kocar-Kacir

Menurut pejabat Ukraina, beberapa kamp filtrasi telah didirikan oleh pasukan Rusia di daerah yang diduduki.

Kamp-kamp ini adalah perhentian pertama bagi orang-orang Ukraina yang akan dideportasi ke bagian-bagian terpencil Rusia.

Vereshchuk mengatakan pada bulan Maret bahwa jumlah orang Ukraina yang dideportasi secara paksa bisa mencapai 40 ribu jiwa.

Namun, Rusia telah mengklaim bahwa beberapa warga sipil Ukraina rela melakukan perjalanan ke negara itu, yang disengketakan oleh AS.

Baca juga: Bagaimana Rasanya Tinggal di Wilayah yang Diduduki Rusia? Berikut Kesaksian Para Warga Ukraina

3 Kebijakan Rusia di Wilayah Ukraina

Di wilayah-wilayah pendudukan Ukraina, Rusia dikatakan telah menerapkan tiga kebijakan berbeda.

Dilansir TribunWow.com, analis politik yang berbasis di Kyiv, Aleksey Kushch, menerangkan 3 kebijakan itu diterapkan di wilayah yang berbeda sesuai kategorinya.

Yang pertama sedang dilaksanakan di tempat-tempat seperti Kreminna di wilayah Luhansk dan Donetsk, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbas.

Baca juga: Rusia Mulai Tarik Upeti dari Wilayah Ukraina yang Diduduki, Tiap Orang Diminta Bayar Rp 3,6 Juta


Artikel ini bersumber dari wow.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!