redaksiutama.com – Pemerintah Rusia menyatakan saat ini belum ada keputusan yang diambil mengenai apakah akan menutup perbatasan Rusia untuk menghentikan eksodus warga Rusia yang melarikan diri dari negara itu. Eksodus ini terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi militer untuk perang di Ukraina , mobilisasi militer pertama sejak Perang Dunia II.
Dilansir dari kantor berita Reuters, Selasa (27/9/2022), ditanya tentang kemungkinan penutupan perbatasan, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan: “Saya tidak tahu apa-apa tentang ini. Saat ini, belum ada keputusan yang diambil mengenai hal ini.”
Sebelumnya, beredar kabar bahwa otoritas Rusia mungkin menutup perbatasan untuk menghentikan warga Rusia yang kabur ke negara-negara tetangga sejak Putin memberi perintah untuk memanggil ratusan ribu tentara cadangan dalam eskalasi terbesar dari perang tujuh bulan di Ukraina.
Penerbangan keluar dari Rusia telah terjual habis dan mobil-mobil telah menumpuk di pos-pos pemeriksaan perbatasan. Bahkan dilaporkan antrean kendaraan berlangsung hingga 48 jam di satu-satunya perbatasan darat ke Georgia , tetangga pro-Barat yang memungkinkan warga Rusia masuk tanpa visa.
Menurut statistik pemerintah, ibu kota Georgia, Tbilisi, telah melihat masuknya sekitar 40.000 warga Rusia sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.
Pemandangan seperti yang terjadi di perbatasan Rusia-Georgia ini juga terjadi di perlintasan dengan Kazakhstan, Finlandia dan Mongolia, yang semuanya melaporkan antrean yang padat.
“Setiap orang yang dalam usia wajib militer harus dilarang bepergian ke luar negeri dalam situasi saat ini,” kata Sergei Tsekov, seorang anggota parlemen senior yang mewakili Krimea di majelis tinggi parlemen Rusia, kepada kantor berita RIA.
Dua situs berita – Meduza dan Novaya Gazeta Eropa – melaporkan bahwa otoritas Rusia berencana untuk melarang para pria pergi, mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Mobilisasi telah menyebabkan aksi-aksi protes berkelanjutan di Rusia . Sebuah kelompok pemantau memperkirakan setidaknya 2.000 orang telah ditangkap sejauh ini dalam aksi-aksi demo tersebut.
Jumlah pasti orang yang telah meninggalkan Rusia sejak Putin mengumumkan apa yang disebutnya “mobilisasi parsial”, tidaklah jelas. Tapi gambaran awal menunjukkan terjadinya eksodus substansial.