redaksiutama.com – Cheetah kembali hadir di India setelah punah selama 70 tahun, tetapi yang ini bukan dilahirkan secara organik di “Negeri Bollywood”.
Sebanyak delapan cheetah yang muncul di India adalah hasil impor dari Namibia, bertepatan dengan ulang tahun ke-72 Perdana Menteri India Narendra Modi.
Kedelapan cheetah tersebut ditempatkan di Taman Nasional Kuno, India tengah, pada Sabtu (17/9/2022). Mereka menempuh perjalanan 8.000 kilometer dari habitat awalnya.
Ini adalah puncak dari upaya 13 tahun memulihkan spesies hewan tercepat di Bumi itu yang punah di India sejak 1952.
Proyek besar ini juga merupakan kali pertama kalinya cheetah liar dipindahkan melintasi benua untuk dilepaskan.
Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan dari para ilmuwan yang mengatakan bahwa pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk melindungi satwa liar yang terancam punah.
Kedelapan cheetah itu terdiri dari lima betina dan tiga jantan. Mereka tiba setelah dua hari perjalanan pesawat dan helikopter dari sabana Afrika, dan diperkirakan akan menghabiskan dua sampai tiga bulan di kandang seluas 6 km persegi di taman negara bagian Madhya Pradesh, India tengah.
Jika aklimatisasi mereka semua berjalan lancar di Kuno, delapan cheetah itu akan dilepasliarkan di hutan dan padang rumput seluas 5.000 km persegi, berbagi habitat dengan macan tutul, beruang sloth, dan hyena belang.
Sebanyak 12 cheetah lainnya diperkirakan akan bergabung bulan depan dari Afrika Selatan.
India berupaya mengumpulkan lebih banyak dana untuk proyek senilai 910 juta rupee (Rp 170,74 miliar) ini yang sebagian besar dibiayai oleh perusahaan Indian Oil milik negara. India berharap dapat menumbuhkan populasi menjadi sekitar 40 cheetah.
SP Yadav dari National Tiger Conservation Authority mengatakan, kepunahan cheetah di India pada 1952 adalah satu-satunya kehilangan spesies mamalia besar yang terjadi sejak kemerdekaan.
“Adalah tanggung jawab moral dan etika kita untuk mengembalikannya,” katanya dikutip dari .
Akan tetapi, beberapa ahli konservasi India menyebut upaya itu sebagai “proyek kesombongan” yang mengabaikan fakta bahwa cheetah Afrika–subspesies yang serupa tetapi terpisah dari cheetah Asia yang terancam punah dan sekarang hanya ditemukan di Iran–bukan asli keturunan India.
Selain itu, dengan 1,4 miliar populasi manusia India penuh sesak, para ahli biologi khawatir cheetah tidak akan memiliki cukup ruang untuk berkeliaran tanpa dibunuh oleh pemangsa atau manusia.
India tahun lalu mengikuti janji PBB untuk melestarikan 30 persen wilayah daratan dan lautan pada 2030, tetapi saat ini baru kurang dari 6 persen wilayah negara itu yang dilindungi.
Membawa kembali cheetah “adalah upaya kami menuju pelestarian lingkungan dan satwa liar,” ujar Modi.
Meski cheetah saat ini paling sering dikaitkan dengan Afrika, nama cheetah sebenarnya berasal dari kata Sansekerta chitraka yang artinya berbintik.