redaksiutama.com – Seorang utusan China pada Kamis (8/9) memperingatkan bahwa memasok senjata ke Ukraina tidak akan membawa perdamaian.
Lebih dari enam bulan setelah pecahnya krisis Ukraina, pertempuran sengit masih terus berkecamuk dan semakin banyak senjata maupun amunisi disalurkan ke medan perang, memunculkan prospek yang mengkhawatirkan terkait konflik yang berkepanjangan dan terus meluas itu, tutur Deputi Perwakilan Tetap China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Geng Shuang.
Sejak awal krisis, China terus menekankan bahwa memasok senjata tidak akan membawa perdamaian dan bahwa tindakan memanas-manasi hanya akan memperumit masalah. Konsekuensi kemanusiaan dan realitas yang kejam selama enam bulan terakhir benar-benar membuktikan hal ini, katanya dalam rapat Dewan Keamanan PBB tentang Ukraina.
Skenario yang juga mengkhawatirkan adalah banyaknya senjata dan amunisi yang jatuh ke tangan yang salah, menyebabkan masalah tiada akhir serta menciptakan risiko keamanan di Ukraina maupun wilayah lainnya. Dampak negatif yang relevan sudah mulai muncul, lanjutnya.
“China selalu beranggapan bahwa dialog dan negosiasi merupakan cara yang paling realistis dan layak dilakukan untuk menyelesaikan krisis. Stabilitas dan keamanan jangka panjang di Eropa dan seluruh dunia hanya dapat terwujud dengan mengupayakan keamanan bersama yang komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan,” kata utusan China itu.
Terkait isu Ukraina, China selalu percaya bahwa kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati, tujuan dan prinsip dalam Piagam PBB harus dipatuhi, kekhawatiran keamanan yang sah dari semua negara harus ditanggapi dengan serius, dan setiap upaya yang mendukung resolusi damai bagi krisis harus didukung. China akan selalu berpihak pada perdamaian, dialog, dan kemanusiaan, serta akan memainkan peran yang konstruktif demi penyelesaian yang baik untuk krisis Ukraina, papar Geng.