Bitcoin Anjlok 68 Persen dari Puncaknya, Analis Yakin Pasar Kripto Dapat Kembali ke Zona Hijau

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bitcoin, koin digital terbesar di dunia terpantau terus melanjutkan penurunan nilai hingga ambles sekitar 68 persen dari harga tertingginya di bulan November tahun lalu.

Di mana dalam perdagangan pasar kripto harga Bitcoin yang ditawarkan di bulan November 2021 dipatok di harga 69.000 dolar AS.

Namun kini harga BTC terjun bebas ke level terendah hingga nilainya hanya di bandrol 21.457 dolar AS pada perdagangan Jumat (26/8/2022).

Bearish atau penurunan harga yang terjadi pada Bitcoin lantas mendorong beberapa kripto lainnya seperti Ethereum, Solana, Dogecoin dan sejumlah reli digital lainnya jatuh kedalam jurang crypto winter.

“Bitcoin telah turun lebih dari setengah dari level rekor, memicu munculnya crypto winter atau periode penurunan harga yang berkepanjangan di pasar pada semua aset,” kata Edith Yeung, mitra umum di perusahaan investasi kripto Race Capital.

Baca juga: Saham Coinbase Ambles Terseret Penurunan Harga Bitcoin dan Ethereum Selama Pekan Ini

Penurunan pasar kripto makin diperparah usai runtuhnya stablecoin algoritmik yang disebut terra USD, hingga membuat saudaranya yaitu token LUNA menjadi tidak berharga lagi di pasar cryptocurrency.

Tekanan inilah yang mengakibatkan harga Bitcoin dan sejumlah koin kripto lainnya turun lebih dari 2 triliun dolar AS.

Hingga beberapa perusahaan kripto, termasuk Three Arrows Capital dan Celcius ikut terseret bangrut, karena gagal membayarkan tagihan utang ditengfah ramainya aksi jual pasar kripto.

Meski kini pasar kripto khususnya Bitcoin tengah mengalami kejatuhan harga, namun analis Edith Yeung percaya bahwa nilai jual BTC bisa kembali bullish ke zona hijau.

Menurut Yeung Bitcoin masih bisa melanjutkan bullish jangka panjang selama koin kripto ini bergerak dengan sistem desentralisasi Web3.

“Web3 telah menjadi kata kunci di antara mereka yang ada di industri kripto . Web3 hingga kini menjadi generasi terdepan dari internet, yang terdesentralisasi dan tidak dimiliki oleh beberapa raksasa teknologi besar,” jelas Yeung.

Baca juga: Bitcoin Lanjutkan Penurunan, Menuju ke Level 21.000 Dolar AS Pasca Rilis Risalah The Fed

Selain adopsi web3, adanya risalah pelonggaran suku bunga yang dilakukan The Fed pada pertemuan di bulan September mendatang juga disinyalir dapat mendorong naik harga Bitcoin hingga melonjak lebih dari 25.000 dolar AS.

“Langkah The Fed untuk mengurangi sikap hawkish bisa sangat mendukung harga Bitcoin untuk keluar dari kisaran perdagangan 20.000 dolar AS hingga 25.000 dolar AS” kata Yuya Hasegawa, analis pasar kripto di bursa kripto Japan Bitbank.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!