Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Untuk mengembangkan bahan baku terbarukan, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) jajaki kerja sama dengan LX International.
Melalui kerja sama ini, kedua perusahaan akan menggali potensi investasi mengembangkan fasilitas berbahan baku nabati atau Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) yang dapat menghasilkan bahan baku terbarukan (renewable feedstock) berupa Bio-Naptha.
Bahan baku ini akan digunakan untuk memproduksi produk bahan kimia dan plastik seperti Bio-Polyethylene (PE), Bio-Polypropylene (PP), Bio-Polyvinyl Chloride (PVC) dan Bio-Solution Styrene Butadiene Rubber (SSBR) dalam upaya mendukung Chandra Asri menuju produksi bahan baku polimer berkelanjutan.
Sebagai informasi, LX International adalah perusahaan perdagangan dan investasi berbasis di Korea Selatan, bergerak dalam pengembangan pembangkit listrik, proyek petrokimia dan juga perdagangan besar material petrokimia dan logam, serta minyak kelapa sawit.
Baca juga: Perusahaan Distribusi Kimia KKES Patok Harga Penawaran IPO Rp 105 Per Saham
Proyek HVO ini merupakan upaya Chandra Asri untuk mewujudkan komitmennya dalam bisnis dan operasional berkelanjutan sesuai dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai kontribusi dalam mitigasi perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya.
Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra, mengatakan, Chandra Asri menyambut baik kerja sama dengan LX International untuk membuka potensi investasi dalam proyek HVO di Indonesia.
“Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan sumber bahan baku Bio-Naphtha yang dapat dicampur di dalam Olefin Cracker Plant menjadi monomer, untuk selanjutnya diolah menjadi bahan baku plastik berbasis nabati. Di samping itu nantinya fasilitas ini dapat memproduksi energi alternatif untuk menggantikan bahan baku fosil yang sejalan dengan Peta Jalan Gas Rumah Kaca yang telah kami kembangkan,” tutur Erwin, Kamis (25/8/2022).
Dalam kerjasama ini, Chandra Asri berperan untuk mengembangkan investasi, pengadaan informasi mengenai lahan serta memasok hydrogen.
Selain investasi, LX International akan berperan dalam studi investigasi pasar terkait produk dan pasokan bahan baku.
Proyek HVO ini akan memiliki kapasitas sebesar 300.000-500.000 ton per-tahun dan letaknya berberdekatan dengan kompleks petrokimia Chandra Asri di Cilegon, Banten, sehingga rencana sinergi operasional dapat dengan mudah terwujud.
“Sebagai mitra pertumbuhan, Chandra Asri ingin mengambil peranan dalam upaya menjaga keseimbangan ekosistem, mengurangi emisi karbon, dan mendukung percepatan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs),” ungkap Erwin.
Kerjasama ini ditandai dengan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra dan CEO LX International Yoon Chun-Sung di kantor Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.
Turut menyaksikan penandatanganan kerja sama ini adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan beserta jajarannya.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.