Ali merupakan pria kelahiran Jakarta, 17 September 1997. Ia adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara yang menuntut ilmu di SDS Muhammadiyah 06 pagi lalu melanjutkan pendidikan ke SMPN 73 Jakarta.
Di jenjang SMA, Ali menyelesaikan studinya di SMAN 54 dan lulus di tahun 2015. “Masa-masa SMA merupakan masa yang cukup menyedihkan bagi saya karena di masa tersebut saya menghabiskan waktu 2 tahun saya untuk bermain game online dan melupakan yang namanya belajar dan berorganisasi, kebiasaan bermain game ini membuat saya tidak mengerti segala materi yang diajarkan di sekolah dan membuat saya gagal masuk universitas,” kata Ali dikutip dari laman blog FKUI 2016.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kondisi itu membuatnya memutuskan untuk menunda kuliah dan berusaha untuk mencoba masuk fakultas dan kampus idamannya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di tahun berikutnya.
“Saya sudah membulatkan tekad saya untuk memilih FKUI sebagai tempat untuk saya mengemban ilmu agar bisa berkontribusi di masyarakat dan mengabdi untuk negara. Kedua kakak saya yang juga lulusan FKUI menambah motivasi saya agar bisa satu almamater dengan mereka,” terangnya dikutip dari laman yang sama.
Ali memandang FKUI sebagai kampus yang paling unggul ketimbang kampus lain. “Untuk menjadi seorang Dokter saya tidak boleh asal-asalan dalam memilih kampus, maka dari itu saya memilih FKUI sebagai kampus yang akan membantu saya menjadi seorang dokter yang profesional,” ujarnya.
Baginya, mengemban gelar dokter merupakan pekerjaan yang berat karena Tuhan memberi kesembuhan pada hambanya dengan memberikan kelancaran pada dokter dalam menangani pasien hingga sembuh. Maka dari itu, untuk membantu Tuhan dengan urusan kesembuhan hambanya, saya harus berilmu dan belajar di tempat terbaik.
“Ketika saya menganggur selama setahun, saya belajar dari awal, dari akar pelajaran kelas 10 SMA. Dengan sabar saya menyicil pelajaran, saya tahan perasaan saya untuk bermain game. Ketika waktu SBMPTN dan SIMAK UI berlangsung, saya pun bisa membabat soal-soalnya dengan lancar, Alhamdulillah,” ungkapnya.
Mutiara Annisa Baswedan resmi menikah dengan Ali Saleh Alhuraiby. Akad nikah keduanya digelar Jumat pagi. Dalam proses ijab kabul tersebut, saksi pernikahan merupakan orang terdekat keluarga, yakni paman dari mempelai pria dan kakek dari mempelai wanita.
Dalam prosesi akad nikah itu, sejumlah ulama dan tokoh turut hadir. Salah satunya Ustaz Adi Hidayat.Kemudian hadir pula pimpinan Majelis Rasulullah Habib Nabiel Al Musawa, mantan Menteri Agama Quraish Shihab, Habib Zein bin Sumayth, Syekh Abdullah Jaidi, serta ulama sepuh NU KH Syukron Ma’mun.
(CEU)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.