Tren Realisasi Investasi Jepang Dinilai Cukup Baik

Jakarta: Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jepang yang didahului Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ke Jepang membuahkan komitmen investasi yang besar. Komitmen investasi dari Jepang selalu diikuti dengan realisasi yang baik, yakni sekitar 70 persen dari komitmen.
 
Pakar Ekonomi dari Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengungkapkan realisasi dari komitmen tersebut bergantung pada kesigapan pemerintah dalam kinerja birokrasi. Menurut dia, Jepang adalah negara dengan rekam jejak cukup baik dalam hal investasi di Indonesia.
 
Selama ini hubungan investasi antara Indonesia dan Jepang tidak mengalami permasalahan. Bahkan, 70 persen dari komitmen investasi berhasil diwujudkan.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Jepang itu secara rerata kalau kita bicara komitmen investasi dari 10 komitmen investasi, dia itu realisasi 70 persennya. Jadi 7 dari 10. Artinya, selama ini hubungan kita dan Jepang dalam konteks investasi tidak mengalami permasalahan realisasi yang mandek,” kata Fithra Faisal, Jumat, 29 Juli 2022.
 
Justru masalah realisasi terjadi pada investasi dari Tiongkok. Faisal mengungkapkan realisasi investasi Tiongkok hanya sekitar 30 persen. Indonesia perlu berupaya lebih untuk mewujudkan komitmen investasi dari Tiongkok tersebut.
 
“Yang jadi masalah justru dengan Tiongkok. Tiongkok itu kalau kita ambil flashback ke beberapa tahun ke belakang, itu dari 10 mungkin cuma 3 yang terealisasi. PR-nya bukan dengan Jepang. PR-nya dengan Tiongkok bagaimana kemudian bisa menaikkan persentase realisasi investasinya,” kata dia.
 

Dia mengatakan hal yang patut dilakukan Indonesia saat ini adalah memperbesar persentase realisasi investasi Jepang. “Jepang sebagai partner yang tradisional tentunya juga perlu untuk digaet komitmennya agar realisasinya lebih tinggi lagi,” kata dia.

Pekerjaan rumah

Sementara itu, Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan dirinya memang masih sering mendengar keluhan dari investor tentang kesulitan untuk berinvestasi di indonesia.
 
“Mereka ada keluhan, regulasi masih berbelit, pemerintah memberikan insentif pajak, masih tidak tahu caranya, prosedurnya mengklaim, itu belum klir, tidak jelas,” kata Esther.
 

 

Halaman Selanjutnya

Beberapa indikator dari Ease Doing…

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!