Pimpin HMSP, Vassilis Gkatzelis Jadikan Falsafah Tiga Tangan sebagai Panduan

redaksiutama.com – PT HM Sampoerna Tbk ( HMSP ) resmi memiliki presiden direktur baru bernama Vassilis Gkatzelis sejak tanggal 9 Juni 2022, menggantikan pendahulunya, Mindaugas Trumpaitis.

Vassilis memulai kariernya di perusahaan induk Sampoerna, yaitu Philip Morris International (PMI), pada tahun 2003. Sebagai Graduate Management Trainee, ia lalu memegang berbagai peranan dalam departemen Pemasaran dan Penjualan di Yunani dan Republik Ceko sebelum pindah ke Swiss pada tahun 2012.

Terakhir ia menjabat sebagai Managing Director Philip Morris International (PMI) di Mesir & Levant, dengan tanggung jawab menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan utama di klaster tersebut.

“Jadi saya sudah berada di Indonesia selama 3 bulan sejak bergabung dengan Sampoerna. Saya merasa terhormat bisa menjadi Presiden Direktur Sampoerna yang telah memiliki sejarah panjang selama 109 tahun,” kata dia dalam wawancara dengan Kompas.com, pekan lalu.

Ia menceritakan, sebelum datang ke Sampoerna, ia mempelajari nilai yang dipegang perusahaan di buku The Sampoerna Legacy.

Di Sampoerna, ada hal yang dipegang yaitu Falsafah Tiga Tangan dalam pengambilan keputusan. Vassilis berkomitmen mengangkat nilai falsafah tersebut, yaitu memberikan kontribusi kepada para pemangku kepentingan perusahaan, yaitu perokok dan konsumen dewasa, karyawan dan mitra usaha, serta masyarakat luas.

“Untuk itu, semua yang kami lakukan di Sampoerna telah memperhitungkan penciptaan nilai jangka panjang, serta menciptakan nilai untuk ekosistem yang lebih besar,” imbuh dia.

Sebagai pemimpin, Vassilis percaya perlu keseimbangan antara mendengarkan dengan tindakan nyata. Untuk itu, pertama-tama penting untuk menyesuaikan dan memahami budaya Indonesia.

Namun demikian, pada saat yang sama pula perlu mengambil tindakan pada prioritas utama dengan cepat.

“Jadi, (gaya kepemimpinan saya) menggabungkan mendengarkan dan tindakan, itu adalah kombinasi terbaik,” kata dia.

Menengok ke belakang, Vassilis mengatakan role model-nya merupakan kakek dan neneknya yang datang ke Athena sebagai imigran. Mereka membangun bisnis sepatu untuk masyarakat setempat.

Dari sana, ia belajar tentang melihat apa arti penciptaan nilai bagi pelanggan, karyawan, dan masyarakat luas.

“Sebagai bagian dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), saya dapat mengerti, hal yang pertama mengenai nilai tambah yang diciptakan oleh UMKM bagi masyarakat dan ekonomi, dan pentingnya dukungan bagi UMKM dari ekosistem yang lebih luas dalam menciptakan nilai jangka panjang,” tutur dia.

Sementara mengenai visi dan misinya untuk Sampoerna, ia percaya untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi pemangku kepentingan yang luas. Caranya, dengan mulai mengantisipasi kebutuhan dari ekosistem yang lebih luas.

Ia mendukung penuh ide untuk memahami tantangan-tantangan dan peluang-peluang utama. Dalam sebuah ekosistem yang lebih luas, setiap pihak memiliki tanggung jawab masing-masing untuk membuat dunia lebih baik dengan menyelesaikan tantangan dan menangkap peluang.

“Oleh karena itu, mempertimbangkan konsumen, karyawan, mitra, dan masyarakat adalah satu-satunya cara bagi kita untuk menentukan penciptaan nilai jangka panjang,” tutur dia.

error: Content is protected !!