Ini Ajaib Sih… Saham Properti Mendadak Lompat Loh!

redaksiutama.com – Indeks properti yang menguat 1,5% turut menjadi penopang kinerja IHSG pada perdagangan kemarin (12/9).

IHSG batal melemah dan tercatat menguat 0,16% dan ditutup di 7.254,46 di awal pekan ini. Selain indeks sektoral energi yang menguat 1,81%, indeks properti dan real estate juga naik 1,5% dan turut menyelamatkan kinerja IHSG.

Berikut rincian kinerja saham dan keuangan emiten properti.

Saham

Daily

Weekly

Laba 1H22 (Rp miliar)

Laba 1H21 (Rp miliar)

Pertumbuhan Laba (YoY)

APLN

29.66%

33.04%

-383

-407.6

-5.9%

ASRI

6.56%

10.80%

899

353.2

154.6%

LPKR

4.24%

5.13%

-1206

-263

358.6%

CTRA

3.63%

3.09%

1005

483

108.1%

SMRA

1.57%

5.74%

255

109

133.9%

PWON

1.25%

2.10%

754

465

62.2%

BSDE

1.05%

3.78%

464

680

-31.8%

Beberapa saham properti kenamaan seperti PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang memiliki bobot kurang lebih 42% dari total indeks terpantau 1%-4% kemarin.

Selain itu, beberapa emiten properti lain seperti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) meski bobotnya kecil, tetapi sukses mencatatkan apresiasi yang tinggi.

Harga saham APLN bahkan melesat 29,66% kemarin. Sementara itu harga saham ASRI naik 6,56% di saat yang sama.

Dalam sepekan terakhir, ketujuh saham emiten sektor properti tersebut juga mencatatkan kenaikan 2%-33%.

Di tengah terpaan isu negatif berupa kenaikan suku bunga acuan, harga saham-saham emiten properti justru menguat.

Salah satu alasan mengapa saham-saham emiten properti turut menguat adalah faktor technical rebound. Secara year to date indeks sektoral properti masih melemah 6%.

Namun tampaknya indeks sektor properti sudah menyentuh bottom di awal bulan Juli lalu. Terhitung sejak 15 Juli 2022 sebagai posisi terendah sejak awal tahun, indeks sektoral properti sudah naik 10,4%.

Selain faktor technical rebound, kinerja keuangan emiten properti juga menunjukkan perbaikan signifikan. Berdasarkan besaran laba bersih nominal semester I-2022, bottom line CTRA paling besar.

Laba bersih CTRA tercatat sebesar Rp 1 triliun hingga Juni 2022. Laba bersih CTRA naik 108% secara year on year (yoy).

Namun secara growth, laba bersih ASRI-lah yang paling tinggi. ASRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 899 miliar pada semester I-2022 atau tumbuh 155% yoy.

Sayangnya untuk BSDE, laba bersihnya harus tergerus 32% yoy menjadi Rp 464 miliar pada semester I-2022.

Sedangkan rugi bersih LPKR justru membengkak menjadi Rp 1,21 triliun atau bengkak 359% yoy dari rugi bersih senilai Rp 263 miliar semester I tahun lalu.

Secara agregat, dari 7 emiten properti di atas, laba bersih sepanjang semester I-2022 tercatat sebesar Rp 1,79 triliun atau naik 26% yoy dari 1,42 triliun periode yang sama tahun lalu.

Sehingga selain faktor technical rebound setelah menyentuh bottom, kinerja positif dari sektor ini juga turut menjadi katalis yang mendorong kenaikan harga.

error: Content is protected !!